Wawancara saya di Bravos Radio hari Sabtu, 31 Agustus 2019.
########
RINGKASAN.
Dalam wawancara ini,
saya menyoroti rencana pemindahan Ibukota terutama dari segi kesejarahan dan
hukum/Undang2 No 10 thn 1964 mengenai penetapan Jakarta sebagai Ibukota
NKRI.
Dari segi nilai2
sejarahnya, STATUS IBUKOTA TIDAK BOLEH
DICABUT DARI JAKARTA.
Yang boleh dilakukan
adalah memindahkan Pusat Administrasi Pemerintahan, seperti a.l. Malaysia, yang
memindahkan Pusat Pemerintahan ke Putrajaya, sedangkan Kuala Lumpur tetap
sebagai Ibukota Malaysia.
********
Saya juga
menyampaikan pendapat saya mengenai masalah Papua, karena ada yang berpendapat,
bahwa eskalasi konflik Papua hanyalah pengalihan isu untuk rencana pemindahan
Ibukota.
Mengenai masalah
Papua, sudah saya tulis dalam buku INDONESIA
TIDAK PERNAH DIJAJAH, yang saya terbitkan tahun 2017.
Saya tulis, bahwa dalang pemecah-belah NKRI ada di Den Haag
Belanda.
Dirancang sejak tahun
1990, setelah Perang Dingin _(Cold War)_ berakhir.
Saya tulis a.l. bahwa
skenario untuk memecah-belah NKRI didisain di Belanda sejak tahun 1990, dengan
didirikannya organisasi yang mirip PBB, yang dinamakan Unrepresented Nations and Peoples
Organization (UNPO).
Tujuan UNPO adalah membantu anggota-anggotanya mencapai kemerdekaan.
UNPO dideklarasikan pada 11 Februari 1991. yang sudah menjadi anggota pada saat deklarasi adalah OPM, GAM dan RMS. Timor Timur menyusul menjadi anggota pada bulan Januari 1993.
Keberhasilan UNPO
pertama adalah memisahkan Timor Timur dari NKRI tahun 1999.
Keberhasilan UNPO ini
berkat kerjasama dengan ANTEK2 DAN
KAKITANGANNYA DI INDONESIA!.
Saya telah tulis
juga, bahwa sasaran berikutnya untuk
dipisahkan dari NKRI adalah PAPUA, dengan pola yang sama ketika memisahkan
TimTim dari NKRI.
Sebagian dari bangsa
Indonesia yang *TIDAK BELAJAR DARI SEJARAH,* terperangkap dalam jebakan
konspirasi internasional dan nakin memperuncing situasi yang menjurus kepada KONFLIK HORISONTAL.
Kemudian untuk
"membasmi" pendukung OPM, dilakukan pendekatan militer/kekerasan.
Sejarah dunia telah
menunjukkan dan membuktikan, bahwa pendekatan keamanan/militer dan kekerasan, TIDAK
PERNAH DAPAT MENYELESAIKAN MASALAH SOSIAL.
Yang sangat dikuatirkan
adalah, *diciptakan kondisi* yang akan menjurus kepada tragedi "SANTA CRUZ KEDUA."
Inilah yang
dikehendaki oleh para dalang di Den Haag, belanda, karena akan mempercepat
ikut-campurnya PBB dan ABDACOM/UNPO.
Untuk apa Amerika
Serikat sejak beberapa tahun menempatkan 25.000 marinir di Darwin, Australia
Utara? Hanya butuh sekitar 1 jam untuk diterjunkan ke Papua, guna
"melindungi" warga Amerika di Freeport.
Setelah itu,
pemisahan Papua dari NKRI hanya masalah waktu saja.
Kemudian masih ada
dua anggota UNPO yang akan dipisahkan dari NKRI, yaitu RMS dan ASNLF (Aceh Sumatera National Liberation Front).
GAM keluar dari UNPO
setelah perdamaian Helsinki tahun 2005.
ASNLF menjadi anggota
UNPO tahun 2012.
Maka, NKRI BUBAR ... HARGA MATI.
********