Tuesday, December 26, 2023

SURABAYA 10 NOVEMBER 1945. Latar Belakang dan Tujuan Agresi Militer Inggris di Republik Indonesia

 

 

 

 

TELAH TERBIT BUKU

 

SURABAYA 10 NOVEMBER 1945

Latar Belakang dan Tujuan Agresi Militer Inggris

di Republik Indonesia.

Karya Batara R. Hutagalung

 


Penerbit: INDOCAMP, Jakarta, Oktober 2023.

Tebal buku 420 halaman.

Harga buku Rp. 190.000,-.

 

Kata Sambutan, Edisi pertama, Oktober 2001:

(Judul buku: “10 NOVEMBER 1945. MENGAPA INGGRIS MEMBOM SURABAYA?”)

-      Letjen TNI (Purn.) R. Soeprapto, Ketua Umum Dewan Harian Angkatan ‘45/ Gubernur DKI Jakarta 1982 – 1987.

 

Kata Sambutan, Edisi Oktober 2023:

-      Bambang Sulistomo, SIP, MSi. (Putra Bung Tomo, Pahlawan Nasional).

-      Letjen TNI (Purn.) R. Ediwan Prabowo, SIP, Pangdam V/Brawijaya, 2013 – 2014.

-      DR (HC) Heppy Trenggono, M.Kom. Pengusaha, Pengamat Sejarah.

 

Sinopsis:

Hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 1994 – 1999 berhasil membuktikan, bahwa alasan pimpinan tentara Inggris untuk melakukan agresi militernya terhadap Republik Indonesia, yang dimulai dengan pemboman atas Surabaya pada 10 November 1945 adalah salah dan merupakan pemutar-balikan fakta.

Alasan yang dikemukakan oleh pimpinan tentara Inggris untuk mengerahkan pasukan terbesar setelah berakhirnya Perang Dunia II terbukti salah, yaitu menuduh pihak Indonesia:

1.   Telah melanggar gencatan senjata,

2.   Membunuh secara licik Brigjen Aubertin Walter Sothern  Mallaby.

 

Tujuan agresi militer Inggris ini sesungguhnya adalah membantu Belanda berkuasa kembali di bekas jajahannya. Diperoleh dokumen rahasia tertanggal 2 September 1945, di mana tertera perintah dari Panglima Tertinggi Tentara Sekutu, Vice Admiral Lord Louis Mountbatten kepada Panglima Divisi V tentara Inggris, yang isinya antara lain “... to return the colony to the Dutch administration ...” (terjemahannya: “... untuk mengembalikan koloni tersebut (Indonesia) kepada Belanda ...” Copy dokumen dilampirkan dalam buku ini.

Keabsahan dokumen ini diakui oleh Duta Besar Inggris untuk Republik Indonesia, Richard Gozney, dalam pernyataannya di Seminar Internasional dengan judul: “The Battle of Surabaya November 1945. Back Ground and Consequences.” yang diselenggarakan di LEMHANNAS RI tanggal 27 Oktober 2000.

Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka menuntut pemerintah Inggris untuk meminta maaf atas agresi militer dan bertanggungjawab atas akibat dari agresi militer tersebut.

Setelah berhasil menuntut pemerintah Inggris, materi/bahan-bahan untuk menuntut pemerintah Inggris diterbitkan sebagai buku pada bulan Oktober 2001, dengan judul:

“10 NOVEMBER 1945. MENGAPA INGGRIS MEMBOM SURABAYA?.”

 

Selain kedua hal terpenting di atas, dalam buku ini ditulis hal-hal yang juga harus diketahui  oleh seluruh rakyat Indonesia, antara lain:

 

-      Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dipandang dari semua segi adalah sah, antara lain berdasarkan hukum internasional, Konvensi Montevideo 26 Desember 1933. Juga merujuk pada pernyataan kemerdekaan 7 provinsi di Belanda pada 26 Juli 1581 yang melepaskan diri dari penjajahan Spanyol, dan kemudian mendirikan Republik Belanda.

-      Perjanjian Chequers/Civil Affairs Agreement yang ditandatangani oleh pemerintah Belanda dan pemerintah Unggris di Chequers, Inggris, pada 24 Agustus 1945, merupakan “pernyataan perang” ABDACOM terhadap Republik Indonesia.

-      Resolusi Jihad Ulama Se-Jawa dan Madura yang dideklarasikan pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.

-      Pertempuran heroik dan dahsyat serta sangat membanggakan di Surabaya tanggal 28 – 30 Oktober 1945, yang merupakan pertempuran besar pertama antara tentara Indonesia (TKR/BKR) melawan tentara sekutu di bawah komando Brigjen AWS Mallaby.

-      Pada 30 Oktober 1945 dalam rangka menyebar luaskan berita mengenai tercapainya gencatan senjata, terjadi tembak-menembak di mana  kemudian Brigjen Mallaby ditemukan tewas.

Peristiwa ini yang dijadikan alasan oleh tentara Inggris untuk melancarkan agresi militernya yang dimulai dengan pemboman Surabaya pada 10 November 1945.

 

 

********

No comments: