Sunday, May 16, 2010

Pengadilan Terakhir Penjahat Nazi

04 Dec 2009

MUENCHEN - John Demjanjuk alias Ivan Mykolayovych Demjanjuk, 89 tahun, bukan selebritas. Namun, Senin lalu, penyandang sebutan "penjahat perang yang paling dicari"-yang diberikan oleh Simon Wiesenthal Center-itu dikelilingi lebih dari 270 wartawan mancanegara, termasuk Tempo, di pengadilan Muenchen.

Demjanjuk datang dengan ambulans dan didorong petugas medis dengan kereta dorong ke dalam gedung. Dia cuma berbaring dengan tubuh terikat ban hitam dan menutupi sebagian wajahnya dengan topi bisbol warna biru. Demjanjuk lalu memasuki ruang sidang dengan kursi roda.

Sebelum diekstradisi ke Jerman pada Mei lalu, keluarganya memang mengatakan kondisi kesehatan Demjanjuk amat buruk karena menderita leukemia, penyakit ginjal, dan penyakit tulang. Tetapi dokter penjara Stadelheim, Muenchen, meyakinkan pengadilan, "Demjanjuk mampu duduk pada dua sesi pengadilan selama 90 menit," katanya. Pengadilan memang direncanakan berlangsung dua sesi, pagi dan siang, setiap hari sampai Mei 2010.

Kebengisan serdadu pengawal elite Hitler, SS, dengan nomor identitas 1393 yang dijuluki "Ivan yang Mengerikan" itu amat ditakuti di Kamp Pembasmian Manusia Sobi-bor, Polandia Utara. Dialah yang memerintahkan penggiringan tawanan Yahudi di Kamp Konsentra-si Westerbork, Belanda, ke kamar gas. Lebih dari 27 ribu orang mati selama ia bertugas pada 1942-1943.
Itu adalah rekor kejahatan Demjanjuk, yang pernah dijatuhi hukuman gantung oleh Pengadilan Israel pada 1988 tetapi di pengadilan tinggi dibebaskan karena kekeliru-
an identitas. "Demjanjuk adalah penjahat Nazi terakhir yang diadili," kata Simon Wiesenthal Center. Tahun ini para petinggi Nazi lainnya, seperti Adolf Storms, 90 tahun, Heinrich Boere (88), dan Joseph Scheungraber (91), sudah lebih dulu diseret ke pengadilan.

Itu sebabnya, banyak famili korban Kamp Sobibor berdatangan dari Belanda. Sayangnya, pintu pengadilan, yang semestinya dibuka pada pukul 07.15, baru dibuka pukul 09.00. Keterlambatan ini jadi masalah besar li Jerman, yang terbiasa tepat waktu, apalagi di luar temperatur 5 derajat Celsius. Luar biasa dinginnya, meski sudah berjaket tebal sekalipun.

Suasana di dalam .gedung memang nyaris kacau dengan begitu banyaknya pengunjung. Petugas pun tak mampu menahan pengunjung yang berjejal. "Anda lihat papan di depan pintu di luar yang bertulisan "Demjanjuk Sammelzone" (Zona Demjanjuk), kesannya seperti mau mengatur barisan kamp konsentrasi," kata Susi Wimmer, wartawati harian Deutsche Zeitung, sembari geleng-geleng kepala.

Kekacauan berlanjut sampai ke ruang sidang, karena ternyata kapasitas tempat duduk tidak mencukupi. Bangku buat wartawan, misalnya, cuma untuk 70-an orang. Kepada Tempo, Ketua Pengadilan Munich Christian Sehmidt Sommerfeld mengatakan, "Saya tidak mengira akan sebanyak ini yang datang. Saya minta maaf," katanya.

Pada hari pertama ini, pengadilan mendengar keterangan 15 saksi. Ibarat memutar balik ingatan yang memilukan, para saksi mengungkap pengalaman pahit mereka dengan linangan air mata. Pengunjung yang hadir pun ikut terisak-isak, sementara Demjanjuk mendengarkan dengan mata terus terpejam. Laki-laki kelahiran Ukraina itu mengaku sama sekali tak paham bahasa Jerman. Hal yang terang dipertanyakan jaksa, "Bagaimana mungkin seorang anggota SS Jerman tidak bisa berbahasa Jerman?" tanyanya.

Pertanyaan itu ditangkis pembela Demjanjuk, Ulrich Busch, "Baju itu cuma seragam yang wajib dipakai, selebihnya ia tetap tentara Soviet," ujarnya. Demjanjuk adalah tawanan Soviet yang diberi pelatihan menjadi serdadu SS di Trawinki, Polandia. Sekitar 150 bekas tawanan Soviet bertugas di Sobibor.

Demjanjuk, yang diam seribu basa, kadang komat-kamit sehingga mengundang pertanyaan hakim. "Ia sedang berdoa," kata penerje-mahnya.

Sumber: http://bataviase.co.id/content/pengadilan-terakhir-penjahat-nazi

No comments: